Penggunaan Bahasa Daerah di Sekola Dasar di Indonesia
Penggunaan Bahasa Daerah
di Sekola Dasar di Indonesia
Nama :
Ravly Bayu Nugraha Wantoro
Kelas :
1KB04
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen : Melaniawati
Kerangka
Karangan.
1. Who?
Penggunaan Bahasa
Daerah di Sekolah Dasar di Indonesia
2. What?
a. Apa itu Bahasa Daerah
b. berasal dari
mana bahasa itu
c. Apa pentingnya
belajar bahasa daerah
3. Where
Dimana Pertama
dikemukakan bahasa daerah
4. When
Kapan pertama Kali dikemukakan bahasa daerah
5. Why
Kenapa Bahasa
Daerah Terancam Punah
6. How
Bagaimana cara
mengatasi agar tidak terancam punah
Penjelasan.
1. Who
Bahasa daerah dapat mengarahkan siswa untuk
berkembang dalam lingkungan lokalnya sehingga pembelajarannya juga penting
karena dapat membangun dan menguatkan karakter bangsa,
bahwa suku bangsa di manapun di
bumi pertiwi ini tidak akan merelakan begitu saja kehilangan identitas budaya
daerahnya. Manusia Indonesia sejati akan selalu memelihara warisan leluhurnya,
mensyukuri ciptaan-Nya. Itulah bahasa daerah. Walau cendekiawan sekaliber
apapun tidak akan pernah mampu menciptakan sebuah bahasa yang menjadi ciri
kelompok etnik dalam kebinekaan.
2.what
Ketika bahasa daerah digunakan sebagai bahasa
pengantar di sekolah, akan erat kaitannya dengan proses menanamkan budi pekerti
pada anak didik. Saat itu mereka belajar memahami nilai-nilai budayanya, yang
di dalamnya terdapat norma-norma yang mencerminkan nilai rasa bahasa yang
berbeda dengan bahasa lainnya. Pada saat itu pula mereka beroleh kesempatan
untuk menerima infromasi resmi berupa ilmu pengetahuan dengan bahasa daerah
(bahasa ibu). Hal ini sejalan dengan yang diputuskan dalam The Use of
Vernacular Languages in Education, (1951) bahwa anak jangan diputuskan dari
bahasa ibunya ketika ia memasuki kelas-kelas awal di sekolah dasar, karena di
samping ia terampil berbahasa etniknya, ia pun akan mengenal jati dirinya.
Penggunanan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar di sekolah diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak didiknya. Mereka diharapkan mampu
mengapresiasi dan mengekspresikan kembali pengetahuan yang ia pelajarinya baik
lisan maupun tulis. Dengan kata lain memiliki pengalaman menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis dengan bahasa daerah tentang ilmu yang dipelajarinya.
Hingga akhinya, di samping memperoleh pengetahuan umum, mereka juga mampu
menyesuaikan dengan struktur sosialnya, norma-norma, konsepkonsep, dan
bentuk-bentuk bahasa daerah yang dipergunakannya. Hal tersebut secara
berangsur-angsur berubah menjadi kemampuan berkomunikasi dan kemampuan
mengorganisir tingkah lakunya berbahasanya. Agar anak didik mampu berkomunikasi
di dalam bahasa daerahnya, sejak dini mereka harus dilatih lebih banyak
menggunakan. Sehingga pada diri mereka melekat kebiasaan yang baik dalam
mensikapi bahasa daerahnya. Kebiasaan yang baik itu, menjadikan bekal berharga
bagi dirinya ketika mensikapi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan maupun
bahasa lainnya yang ia dipelajari.
3. Where
Sejak
tahun 1999, tanggal 21 Februari ditetapkan oleh UNESCO, Persatuan
Bangsa-Bangsa, sebagai International Mother Language Day, untuk mengangkat
kepedulian keragaman budaya dan bahasa. Penetapan ini lahir dari sebuah
peristiwa dramatis di Dhaka, Bangladesh, yang memprotes penetapan satu bahasa
di sana sebagai bahasa nasional yang resmi, padahal di sana ada beberapa
bahasa yang sama-sama memiliki banyak penutur. Keprihatinan UNESCO membuktikan
bahwa ada nilai lebih dari bahasa daerah selain untuk sekadar alat komunikasi.
4. When
Kebanyakan
perbedaan bahasa-bahasa di dunia adalah hasil dari perpisahan kelompok manusia
di mana bahasa-bahasa tersebut berevolusi secara sendiri hingga lama kelamaan
semakin berbeda dengan yang lain.
Mengingat bahwa semua manusia berasal dari cabang yang sama,
boleh dikatakan nenek moyang semua manusia awalnya memiliki bahasa yang sama.
Setelah populasi mereka semakin banyak, mulai banyak manusia yang merantau ke
berbagai bagian dunia hingga mereka mengembangkan budaya dan bahasa yang
berbeda satu sama lain.
Untuk bahasa-bahasa daerah di Indonesia, mayoritas memilki
cabang yang sama, yaitu kelompok bahasa Austronesia. Kelompok bahasa ini
mencakupi Aborigin Taiwan dan mayoritas Pribumi Asia Tenggara. Secara
bersamaan, genetik orang Pribumi Asia Tenggara dan orang Aborigin Taiwan
memiliki banyak kemiripan, terutama genetik pria.
Di dalam kelompok bahasa Austronesia terbagi beberapa cabang.
Salah satunya adalah kelompok bahasa Malayo-Polinesia, yang mencakupi
bahasa-bahasa di Asia Tenggara. Sedangkan cabang lain ditemukan pada Taiwan.
5. Why
Modernitas yang sarat akan kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan telah mengubah jalan hidup banyak orang dan cara mereka
berkomunikasi. Bahasa daerah kian lama, semakin ditinggalkan dalam komunikasi,
dicampakan karena cenderung dianggap kuno, terbelakang, "kampungan".
Setidaknya itulah fenomena yang nyata di kalangan masyarakat modern saat ini.
Masyarakat yang katanya maju dan beradab itu lebih bangga melisankan bahasa
Indonesia yang dicampur bahasa asing dalam keseharian. Hal itu membuat tutur
bahasa daerah mereka tak lagi tertata dalam budaya yang sehat.
Bagi kalangan generasi muda di perkotaan maupun pedesaan, mereka cenderung lebih menyukai penggunaan term-term "modern" yang mereka sebut "gaul" untuk berkomunikasi sehari-hari. Padahal, term-term tersebut tak lebih daripada pepesan kosong yang tak bernilai. Generasi muda, generasi saya saat ini, penerus bangsa saat ini telah mencabut akar budaya bangsanya sendiri. Mereka rela bahasa daerahnya sebagai warisan budaya luhur nan agung itu, layu dan mati tergilas oleh roda modernitas.
Media cetak, media elektronik, media sosial, media-media yang menjadi arena berinteraksi banyak orang itu hanya semakin mengikis penggunaan bahasa daerah. Memang banyak manfaat positif yang dapat diambil dengan menggunakan media itu, tetapi bahasa daerah tak lebih sebagai "serpihan debu" di lapang yang dipenuhi dominasi budaya asing atas kultur lokal bangsa ini.
Sejatinya, bahasa daerah adalah bahasa yang terkait akan latarbelakang etnis, suku, budaya, yang begitu kaya di Indonesia. Bahasa daerah mencerminkan identitas bangsa ini, cermin kita sebagai bangsa yang kaya akan budaya dan bahasa. Betapa tidak, bangsa Indonesia memiliki sekitar 700 lebih bahasa daerah, tetapi yang tercatat oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hanya sekitar 450 saja. Kemana sisanya? Sebagian sudah musnah, dan beberapa terancam punah. Bahasa-bahasa yang telah dan terancam punah itu kebanyakan berada di luar pulau Jawa, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dsb. Bahkan bahasa Sunda yang notabene berada di pulau Jawa pun kini terancam puncah. Miris memang, tapi inilah faktanya.
Bagi kalangan generasi muda di perkotaan maupun pedesaan, mereka cenderung lebih menyukai penggunaan term-term "modern" yang mereka sebut "gaul" untuk berkomunikasi sehari-hari. Padahal, term-term tersebut tak lebih daripada pepesan kosong yang tak bernilai. Generasi muda, generasi saya saat ini, penerus bangsa saat ini telah mencabut akar budaya bangsanya sendiri. Mereka rela bahasa daerahnya sebagai warisan budaya luhur nan agung itu, layu dan mati tergilas oleh roda modernitas.
Media cetak, media elektronik, media sosial, media-media yang menjadi arena berinteraksi banyak orang itu hanya semakin mengikis penggunaan bahasa daerah. Memang banyak manfaat positif yang dapat diambil dengan menggunakan media itu, tetapi bahasa daerah tak lebih sebagai "serpihan debu" di lapang yang dipenuhi dominasi budaya asing atas kultur lokal bangsa ini.
Sejatinya, bahasa daerah adalah bahasa yang terkait akan latarbelakang etnis, suku, budaya, yang begitu kaya di Indonesia. Bahasa daerah mencerminkan identitas bangsa ini, cermin kita sebagai bangsa yang kaya akan budaya dan bahasa. Betapa tidak, bangsa Indonesia memiliki sekitar 700 lebih bahasa daerah, tetapi yang tercatat oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hanya sekitar 450 saja. Kemana sisanya? Sebagian sudah musnah, dan beberapa terancam punah. Bahasa-bahasa yang telah dan terancam punah itu kebanyakan berada di luar pulau Jawa, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dsb. Bahkan bahasa Sunda yang notabene berada di pulau Jawa pun kini terancam puncah. Miris memang, tapi inilah faktanya.
6. How
Cara mengatasi yang sangat efektif adalah
mengajarkan anak generasi muda di masa Sekolah Dasar. Dimana masa itu adalah
masa yang sangat cepat untuk si anak menghafalkan bahasa daerah.
Sumber.
Post a Comment